20 Mei 2008

Mahathir Berundur Dari UMNO

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan dirinya mengundurkan diri dari parti UMNO yang berkuasa, sebagai protes terhadap kepemimpinan perdana menteri saat ini, Abdullah Ahmad Badawi.

Mahathir menyatakan pengunduran diri tersebut dalam suatu pertemuan di Alor Star yang dihadiri sekitar 1.000 orang yang kebanyakan anggota UMNO setempat.

Bekas Presiden UMNO itu juga mengatakan, dia berundur dari parti tidak lagi menaruh kepercayaan terhadap kepimpinan parti sekarang yang "gagal membela nasib orang Melayu di negara ini".

Mokhzani, anak lelaki Mahathir mengatakan, ayahnya ingin anggota-anggota lain partai juga mundur, untuk memberi tekanan yang lebih besar kepada Badawi, agar meletakkan jabatan sebagai perdana menteri.

Ketika memberi komen pengumuman Mahathir, PM Ahmad Badawi mengatakan, dia tidak akan tunduk kepada desakan Mahathir, seperti diberitakan oleh agensi berita Malaysia, Bernama.

Sementara itu, bendahari UMNO, Abdul Azim Zabidi, mengatakan kepada BBC bahwa langkah Mahathir ini hanya akan memperkeruh suasana.

Zabidi berpendapat seharusnya para anggota UMNO memperkokoh posisi partai."Yang penting sekarang untuk ahli (anggota) UMNO adalah kita mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi," kata Abdul Azim.

Mahathir memimpin Malaysia dan UMNO (United Malays National Organisation) selama sekitar 22 tahun.

Dia mundur dari kursi PM dan menyerahkan jabatannya kepada penerus pilihannya, Abdullah Badawi.

Namun, Mahathir kemudian menjadi pengecam lantang pemerintahan Badawi dan sejak pemilihan umum baru-baru ini yang menghasilkan dukungan terendah bagi
UMNO, dia meneruskan kempennya untuk menuntut Abdullah Badawi mundur.

Dalam pilihanraya umum tahun 2004 atau beberapa bulan setelah Mahathir Mohamad menyerahkan kekuasaan ke Perdana Menteri Abdullah Badawi, Barisan Nasional meraih 199 suara dari 219 kerusi atau hampir 91 peratus.

Dalam pilihan raya awal 2008, kubu pembangkang yang terdiri dari tiga parti, PAS, DAP dan PKR meraih 82 kerusi dari 222 kerusi parlimen.

Pembangkang juga kini sekaligus memerintah di lima dari 13 negeri di Malaysia, iaitu Kelantan, Kedah, Perak, Penang, dan Selangor. Berita ikhsan BBC


BERITA TKO.FM 20 MEI 2008